Top Banner
Adventorial Kutim

Fokus Prioritas Disdikbud Kutim: Membangun Fondasi Pendidikan yang Merata dan Ramah Anak

66
×

Fokus Prioritas Disdikbud Kutim: Membangun Fondasi Pendidikan yang Merata dan Ramah Anak

Sebarkan artikel ini

KUTIM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) tengah gencar melaksanakan serangkaian program yang berorientasi pada peningkatan aksesibilitas, kualitas, dan keamanan pendidikan di seluruh wilayahnya.

Dalam menghadapi tantangan geografis, Disdikbud Kutim telah memprioritaskan pengembangan
Sekolah Filial. Inisiatif ini adalah langkah konkret untuk memastikan hak pendidikan anak-anak di
daerah terpencil tetap terpenuhi. Sekolah Filial beroperasi sebagai perpanjangan dari sekolah induk,
yang memungkinkan siswa di lokasi terisolir menerima pengajaran tanpa harus melakukan perjalanan
jauh. Model ini terbukti efektif dan bahkan beberapa sekolah filial di Kutim menunjukkan kemajuan
kualitas yang unggul, serta memiliki jalur untuk menjadi sekolah negeri yang mandiri jika memenuhi
kriteria jumlah peserta didik.

Selain masalah akses, Disdikbud juga memandang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) melalui penguatan budaya membaca dan menulis. Komitmen ini diwujudkan dengan
penyelenggaraan Festival Literasi Daerah 2025. Festival akbar ini dijadwalkan melibatkan sekitar
13.000 peserta dari berbagai sekolah, berfungsi sebagai pendorong kecintaan literasi dan peningkatan
kemampuan berpikir kritis di kalangan pelajar. Peserta terbaik dari Kutim juga akan dipersiapkan untuk
melaju ke kompetisi literasi di tingkat nasional.

Terakhir, di tengah meningkatnya perhatian nasional terhadap isu kekerasan di sekolah, Kutim berhasil
menjaga lingkungan pendidikan yang kondusif. Disdikbud Kutim memperkuat komitmen Sekolah
Aman dengan memastikan tidak ada laporan resmi kasus kekerasan serius antara guru dan siswa.

Kepala Disdikbud menegaskan bahwa komunitas pendidikan di Kutim telah mengadopsi budaya pengajaran yang humanis dan komunikatif. Jika terjadi insiden kecil, penyelesaian masalah diutamakan melalui pendekatan restorative justice, yaitu melalui mediasi damai antara sekolah, guru, dan orang tua, sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan tanpa memperpanjang konflik. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *