KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menunjukkan fokus yang kuat dalam membangun fondasi pendidikan yang merata, aman, dan berakar pada sejarah lokal.
Dalam konteks penguatan identitas dan peradaban lokal, Disdikbud Kutim tengah melaksanakan proyek strategis penulisan Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kutai Timur. Proyek besar ini ditargetkan terbit pada tahun 2026 dan akan menjadi dokumentasi resmi pertama yang memetakan secara ilmiah jejak penyebaran dan perkembangan
Islam di Kutim. Proses penyusunan buku melibatkan serangkaian kegiatan akademik, termasuk seminar kebudayaan, pengumpulan riset, dan penelusuran sejarah lisan dari para tokoh.
Buku ini juga akan mendokumentasikan situs-situs Islam awal yang tersebar di wilayah pesisir utara seperti Sangkulirang dan Bengalon.
Di sisi aksesibilitas dan pemerataan, Disdikbud terus mengembangkan Sekolah Filial sebagai solusi untuk menjangkau anak-anak di permukiman terpencil. Model ini memungkinkan proses belajar mengajar tetap berlangsung dekat dengan lokasi siswa, mengurangi kendala jarak, dan membuka peluang bagi sekolah filial untuk berkembang menjadi sekolah negeri mandiri.
Selanjutnya, untuk peningkatan kualitas dan budaya literasi, Disdikbud menyelenggarakan Festival Literasi Daerah 2025 yang melibatkan sekitar 13.000 peserta pelajar. Ajang ini merupakan upaya kolektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap membaca, menulis, dan melatih kemampuan berpikir kritis, serta menjadi gerbang bagi pelajar berprestasi Kutim untuk berkompetisi di tingkat nasional.
Terakhir, Disdikbud Kutim sangat serius dalam menjamin keamanan lingkungan sekolah. Di tengah maraknya isu kekerasan di dunia pendidikan secara nasional, Kutim berhasil mempertahankan kondisi yang kondusif. Disdikbud secara aktif memperkuat komitmen “Sekolah Aman” dengan mendorong budaya pengajaran yang humanis dan komunikatif.
Apabila terjadi insiden, penyelesaian diutamakan melalui pendekatan restorative justice yang fokus pada mediasi dan pemulihan hubungan, bukan sanksi represif.
Secara keseluruhan, inisiatif Disdikbud Kutim mencerminkan visi yang terintegrasi: memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak (melalui Sekolah Filial), meningkatkan kualitas intelektual (melalui Festival Literasi), menjamin keamanan psikologis (melalui program Sekolah Aman), sekaligus menanamkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan peradaban daerah (melalui Proyek Buku Sejarah Islam).













