Top Banner
Adventorial Kutim

Tanggulangi 228 Ton Sampah Harian, DLH Kutim Gaungkan Pengelolaan Sampah dari Hulu lewat Instruksi Bupati

77
×

Tanggulangi 228 Ton Sampah Harian, DLH Kutim Gaungkan Pengelolaan Sampah dari Hulu lewat Instruksi Bupati

Sebarkan artikel ini

KUTIM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur mengambil langkah tegas untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah daerah yang dinilai masih kritis.

Dengan timbulan sampah harian mencapai 228 ton dan sebagian besar belum terkelola, DLH menggelar Sosialisasi Instruksi Bupati Nomor B.600.4.15.2/12157/BUP tentang Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

Acara sosialisasi yang diselenggarakan pada Selasa (18/11/2025) di Gedung Wanita Bukit Pelangi ini
dihadiri oleh ratusan kepala sekolah dari seluruh jenjang pendidikan, menandai penguatan peran sektor
pendidikan dalam gerakan Kutai Timur Minim Sampah.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3 DLH Kutim, Sugiyo, ST., M.Si, menekankan bahwa
penanganan sampah tidak akan efektif jika hanya mengandalkan hilir atau Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).

“Kita harus bergerak dari hulu, dari rumah dan sekolah. Tanpa perubahan perilaku dan sistem di
tingkat sumber, TPA kita akan terus penuh dan lingkungan terus tercemar,” tegas Sugiyo.

Berdasarkan data DLH, hanya sekitar 27 ton dari 228 ton sampah per hari yang berhasil dikelola,
sementara sisanya menumpuk di TPA Batota atau dibuang secara sembarangan. Pengelolaan melalui
bank sampah, rumah magot, pengepul, dan TPS3R pun masih sangat terbatas.

Instruksi Bupati tersebut kini menjadi panduan wajib bagi seluruh pihak mulai dari OPD, perusahaan,
masyarakat, hingga pengelola Kawasan untuk memilah, mengurangi, dan mengolah sampah sejak dari
sumber.

Kewajiban ini mencakup penggunaan wadah isi ulang, penyediaan tempat sampah terpilah,
hingga larangan tegas terhadap penggunaan plastik sekali pakai dan praktik pembakaran sampah.
Di lingkungan sekolah, institusi pendidikan diminta untuk membentuk budaya minim sampah, seperti
dengan membawa wadah makan-minum sendiri dan menggunakan dispenser air di ruang kelas.

DLH juga mendorong program WASADES (Wadah Sampah Perdesaan) sebagai solusi teknis sederhana yang efektif. DLH berharap gerakan kolektif ini akan menjadi langkah nyata menuju target nasional 100% sampah terkelola pada tahun 2029. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *