KUTIM – Jalan poros vital yang menghubungkan Sangatta dan Bengalon di Kutai Timur (Kutim) kembalimengalami longsor. Kondisi ini bukan hanya mengancam keselamatan publik, tetapi juga menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di wilayah utara Kutim. Struktur tanah di sepanjang jalur ini menjadi sangat labil, terutama saat musim hujan, karena daerah tersebut dikelilingi oleh aktivitas pertambangan.
Wakil Bupati Kutim, H. Mahyunadi, menegaskan bahwa aktivitas penambangan yang dilakukan oleh
PT Kaltim Prima Coal (KPC) di sekitar jalan merupakan salah satu pemicu utama munculnya titik-titik
longsor. Mahyunadi merujuk pada pernyataan Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang
sebelumnya juga menyoroti peran perusahaan dalam kerusakan infrastruktur ini.
Dalam kondisi darurat ini, Pemkab Kutim mendesak intervensi cepat dari KPC. Mahyunadi menyatakan
bahwa jika perbaikan hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
prosesnya baru bisa dilakukan paling cepat tahun depan, padahal kondisi jalan terus memburuk.
“Peran KPC sangat dibutuhkan dalam situasi ini. Sebagai perusahaan besar yang beroperasi di sekitar
wilayah tersebut, KPC memiliki sumber daya, peralatan, dan kapabilitas finansial untuk melakukan
perbaikan secara instan,” tegas Mahyunadi, menekankan bahwa korporasi harus segera mengambil
tanggung jawab untuk memastikan keselamatan dan kelancaran akses masyarakat.
Pemerintah provinsi sendiri telah menginstruksikan Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN)
untuk segera berkoordinasi dengan KPC demi mencari solusi cepat dan mencegah terputusnya jalur
yang menjadi urat nadi ekonomi lokal ini. (adv)













