Harapan masyarakat Sangkulirang untuk memiliki pasar yang representatif pasca-kebakaran terus diperjuangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Meskipunpembangunan kembali Pasar Sangkulirang yang baru dan permanen belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat denganalokasi anggaran fisik yang baru diupayakan masuk pada tahun2026 aktivitas ekonomi lokal dipastikan tidak berhenti.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KutaiTimur, Nora Ramadani, menjelaskan bahwa pengajuan anggaranuntuk pembangunan pasar telah dilakukan. Namun, adanyaefisiensi anggaran di tingkat nasional telah berdampak signifikanpada kemampuan keuangan daerah, yang pada akhirnya memaksabeberapa rencana kegiatan terpaksa dipangkas dan disesuaikandengan kondisi yang ada.
“Kami sudah ajukan, tapi beberapa kegiatan terpaksa dipangkasuntuk menyesuaikan kemampuan daerah,” ujar Nora.
Penundaan ini menjadi tantangan tersendiri mengingat Pasar Sangkulirang memiliki peran yang sangat vital sebagai pusatperdagangan utama bagi masyarakat di wilayah pesisir. Meskipundemikian, Disperindag menegaskan bahwa keterbatasan anggarantidak akan menghalangi pelayanan kepada masyarakat, dan komitmen untuk menghidupkan kembali perekonomian lokaltetap menjadi prioritas.
Untuk memastikan roda ekonomi tetap berputar, masyarakat dan pedagang terus difasilitasi dengan memanfaatkan pasar sementara. Disperindag Kutim secara aktif melaksanakanberbagai program pemberdayaan pedagang dan berupayameningkatkan fasilitas di pasar sementara tersebut. Hal inimerupakan bukti nyata komitmen Pemkab Kutim dalam menjagaakses masyarakat terhadap fasilitas ekonomi yang memadai.
Pemerintah daerah juga terus menyiapkan rencana pembangunanyang berkelanjutan, memastikan bahwa kebutuhan perdaganganmasyarakat dapat terpenuhi secara optimal di masa depan. Meskipun ada penundaan, semangat gotong royong dan dukunganseluruh elemen masyarakat diharapkan mampu mempercepatterwujudnya Pasar Sangkulirang yang lebih modern, representatif, dan siap mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Sangkulirang.













