Kalimantan Timur, yang terletak di Pulau Borneo, kini berada pada titik penting dalam sejarahnya. Provinsi ini, yang juga berbagi wilayah dengan Malaysia dan Brunei Darussalam, memiliki akar sejarah yang kaya, termasuk menjadi pusat peradaban seperti Kerajaan Hindu pada abad ke-4 Masehi.
Menurut H. Hasbar Mara, Analis Kebijakan Ahli Muda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, Kaltim kini bukan lagi provinsi yang terabaikan. Provinsi ini kini berkembang pesat dan menjadi tujuan strategis dalam sektor wisata, pemerintahan, serta ekonomi.
“Sejak dulu Kaltim mungkin dianggap sebagai provinsi yang terpinggirkan, namun kini kami menjadi tujuan utama dalam banyak sektor seperti pariwisata dan pemerintahan,” ujar Hasbar, saat diwawancarai di Gedung Utama Kadrie Oening Tower.
Hasbar menekankan bahwa masyarakat Kaltim harus bersiap menghadapi berbagai perubahan, terutama dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu perubahan besar yang tengah berlangsung adalah tren naturalisasi, yang menambah kompleksitas tantangan dan peluang yang ada di Kaltim.
Dalam tren naturalisasi ini, integrasi sosial dan adaptasi budaya menjadi aspek yang sangat penting. Hasbar mengingatkan agar masyarakat Kaltim tidak hanya menjadi penonton dalam perubahan tersebut, namun harus aktif berpartisipasi.
“Saat ini kita sedang memasuki era naturalisasi, yang tidak hanya terjadi di sepakbola, tapi juga di banyak sektor lainnya. Jika kita tidak memiliki keterampilan yang bersaing dengan pemuda dari luar negeri, kita akan tertinggal,” tambahnya.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, Kaltim berharap dapat mengembangkan potensi daerah dan menghadapi tantangan baru dalam pembangunan dan perekonomian.
