Pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Telaga Sari, Kota Balikpapan, yang merupakan kolaborasi antara BPJS Kesehatan dan fasilitaskesehatan tingkat pertama (FKTP), telah kembali diaktifkanuntuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakitkronis seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi. Namun, di balik antusiasme peserta, program ini menghadapi sejumlahtantangan operasional yang memerlukan kerja keras ekstradari tenaga kesehatan.
Penanggung Jawab Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Telaga Sari, Nur Jum’atin, mengungkapkankesulitan utama adalah upaya mendata ulang dan mengoordinasikan kembali pasien lama setelah kegiatansempat vakum. Banyak pasien yang nomor kontaknya sudahberubah atau sulit dihubungi karena kesibukan harian mereka, mulai dari bekerja hingga mengurus keluarga. Kondisi inimemaksa petugas harus menghubungi calon peserta satu per satu untuk memastikan kehadiran mereka. Selain masalahkoordinasi, tantangan fisik juga dihadapi, yaitu keterbatasanfasilitas. Kegiatan Prolanis saat ini masih menggunakan aula puskesmas yang memiliki kapasitas terbatas, sehingga jumlahpeserta yang dapat diundang harus dibatasi.
Meskipun demikian, kegiatan Prolanis tetap berjalan berkatsinergi dan kolaborasi lintas tenaga kesehatan, melibatkanpetugas promosi kesehatan, penanggung jawab BPJS, apoteker, dan dokter. Para petugas harus bekerja secarabergantian dan menyesuaikan diri karena mereka juga harustetap melayani pasien di poli reguler. Untuk mengatasitantangan komunikasi, Puskesmas Telaga Sari berencanamembentuk grup komunikasi khusus bagi peserta Prolanis di masa depan, demi mempermudah koordinasi dan menjaminprogram tetap berjalan terorganisir, sehingga tujuanpemantauan rutin, pengendalian faktor risiko, dan pencegahankomplikasi dapat tercapai secara optimal.













