Badan Urusan Logistik (Bulog) berhasil mencatat rekor tertinggi dalam serapan beras domestik selama periode Januari hingga Mei 2025. Ini menjadi capaian penting karena tingkat serapan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir dan tercapai tanpa perlu melakukan impor beras dari luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa produksi padi nasional dan distribusi beras di dalam negeri berjalan dengan baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan stok pemerintah secara mandiri.
Keberhasilan Bulog ini didukung oleh berbagai upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Antara lain dengan meningkatkan pengelolaan stok beras, memperbaiki sistem distribusi agar lebih efisien, serta terus mendorong produktivitas pertanian terutama di sektor padi. Peningkatan produksi padi yang signifikan selama beberapa bulan terakhir menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingginya serapan beras oleh Bulog.
Serapan beras yang tinggi ini juga berperan penting dalam menjaga kestabilan harga beras di pasar domestik. Dengan stok beras yang cukup dan lancar, pemerintah dapat mengendalikan harga agar tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya kelompok pendapatan rendah yang sangat bergantung pada bahan pokok ini. Hal ini sekaligus mencegah potensi lonjakan harga yang biasanya terjadi saat stok menipis atau pasokan terganggu.
Selain itu, tanpa harus mengandalkan impor, Indonesia semakin menunjukkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan pokoknya. Ini adalah sinyal positif bagi sektor pertanian nasional sekaligus upaya pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan.
Bulog berkomitmen untuk terus menjaga performa ini dan mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan. Melalui pengelolaan stok yang lebih baik dan kerja sama dengan petani serta pelaku usaha di sektor pangan, Bulog berharap dapat terus meningkatkan capaian serapan beras dan menjaga stabilitas pasokan di seluruh wilayah Indonesia.
