KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo Staper) menunjukkan keseriusannya dalam mengakselerasi transformasi
digital dengan menggelar Sosialisasi Program Smart City Kutim pada tahun 2025.
Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pamkesra), Trisno, yang mewakili Bupati Kutim, menegaskan bahwa pembangunan daerah kini memasuki era baru yang menuntut adaptasi cepat terhadap teknologi.
Oleh karena itu, Smart City dipandang sebagai langkah strategis untuk mewujudkan sistem
pemerintahan dan layanan publik yang adaptif, sekaligus mendukung visi jangka panjang daerah
“Kutim Hebat 2045: Pusat Hilirisasi Sumber Daya Alam yang Tangguh, Inklusif, dan Berkelanjutan.”
Trisno menjelaskan bahwa program ini dirancang berdasarkan enam dimensi utama, yang bertujuan
untuk mengintegrasikan teknologi dan tata kelola yang efisien demi mempermudah dan meningkatkan
kualitas hidup warga. Dimensi pertama, Smart Governance, fokus pada penerapan sistem e-Government
seperti Portal Satu Data Kutim, SP4N LAPOR, SIAP KAWAL, dan Mall Pelayanan Publik.
Sementara itu, Smart Society diarahkan untuk meningkatkan literasi digital masyarakat melalui layanan Cap Jempol dan PAD box. Dalam dimensi Smart Living, pemerintah memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan kualitas hidup, yang diwujudkan melalui pemasangan wifi gratis dan CCTV di area
publik.
Lebih lanjut, program ini juga mencakup aspek ekonomi dan lingkungan. Dimensi Smart Economy
berupaya mendigitalisasi sektor ekonomi lokal melalui E-SPTPD, sedangkan Smart Branding
menonjolkan potensi daerah seperti lebah kelulut dan wisata Prevab Mentoko.
Terakhir, dimensi Smart Environment menitikberatkan pengelolaan lingkungan secara modern, misalnya melalui program bank sampah dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Untuk mendukung implementasi ini, Diskominfo telah membangun berbagai infrastruktur TIK, seperti data center dan jaringan fiber optic yang menghubungkan berbagai unit layanan publik, mulai dari kantor camat, desa, sekolah, hingga puskesmas.
Melalui sosialisasi ini, Pemkab Kutim berupaya menyamakan persepsi dan membangun ekosistem kolaboratif antar pemangku kepentingan sebagai fondasi terwujudnya Kutai Timur yang tangguh dan berdaya saing di era digital. (adv)













