KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) semakin menunjukkan fokus pembangunan yang luas dan terintegrasi, mencakup pembangunan fisik, penguatan sumber daya manusia (SDM), pelestarian budaya, hingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pariwisata. Inisiatif lintas sektor ini menjadi motor penggerak visi “Kota Hebat” Kutim.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim kini berupaya memaksimalkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD, menyusul potensi ekonomi dari destinasi-destinasi unggulan. Upaya ini didasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) nomor 1 tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Saat ini, pemungutan retribusi memang belum maksimal karena terkendala administrasi, namun Dispar sedang memfinalisasi Peraturan Bupati (Perbup) yang akan menjadi payung hukum teknis untuk penarikan retribusi di lapangan. Dispar telah mengadakan sosialisasi kepada para pengelola destinasi wisata mengenai arti penting kontribusi terhadap PAD.
Destinasi yang akan menjadi proyek percontohan penarikan retribusi antara lain Pulau Miang, Pantai Teluk Lombok, dan Pantai JepuJepu. Dengan perbaikan fasilitas yang telah dilakukan, diharapkan peningkatan amenitas ini akan berbanding lurus dengan kesediaan wisatawan untuk membayar retribusi dan optimalisasi PAD Kutim.
Melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), Pemkab Kutim juga fokus meningkatkan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) di lingkungan perumahan warga. Program utama yang digalakkan adalah semenisasi, pengaspalan, dan perbaikan gang di kawasan permukiman.
Disperkim menargetkan semenisasi jalan lingkungan di 25 perumahan secara bertahap dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Beberapa lokasi sudah memulai pengerjaan, seperti di Griya Bara Bhayangkara dan Griya Bukit Pelangi, menyusul serah terima PSU dari pengembang.
Selain pembangunan fisik, Pemkab meminta peran aktif pemerintah tingkat RT/Desa dalam
menyediakan data rumah tidak layak huni agar program perbaikan berjalan tepat sasaran.
Di sektor SDM, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim menjalankan program yang
mengintegrasikan mutu pendidikan dan pelestarian identitas. Komitmen budaya diwujudkan melalui kebijakan wajib Muatan Lokal (Mulok) Bahasa Kutai di seluruh sekolah dari SD Kelas 1 hingga SMP, didukung dengan Bimtek bagi para guru.
Selain itu, Disdikbud tengah menyusun Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kutim yang akan
menjadi dokumen resmi sejarah daerah pada tahun 2026. Untuk pemerataan, program Sekolah Filial terus dikembangkan untuk menjamin hak pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
Peningkatan kualitas diwujudkan melalui Festival Literasi Daerah 2025 yang melibatkan sekitar 13.000 peserta.
Sementara jaminan Sekolah Aman diperkuat dengan mengedepankan komunikasi humanis dan penerapan restorative justice dalam penanganan insiden kecil.
Di sektor Pemuda dan Olahraga, Dispora Kutim merespons positif tren gaya hidup sehat dengan membuka akses penuh kepada masyarakat.
Seiring melonjaknya minat jogging dan lari malam, Dispora memberikan akses gratis
ke lintasan lari berstandar internasional di Kawasan Olahraga Kudungga.
Kebijakan ini menekankan bahwa tujuan utamanya adalah mendorong kesehatan kolektif dan kesejahteraan warga, memberikan ruang yang nyaman dan aman untuk berolahraga.
Secara keseluruhan, inisiatif-inisiatif di empat sektor vital ini menunjukkan fokus Pemerintah Kutim yang terarah:
membangun infrastruktur yang layak huni, menciptakan masyarakat yang teredukasi dan berbudaya, mewujudkan warga yang sehat, sekaligus menggenjot potensi ekonomi dari sektor pariwisata. (adv)













